Harga Emas Turun Drastis Usai Fed Pangkas Bunga

Kamis, 18 September 2025 | 12:07:04 WIB
Harga Emas Turun Drastis Usai Fed Pangkas Bunga

JAKARTA - Harga emas dunia mengejutkan pasar setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), memutuskan memangkas suku bunganya. Meski sebelumnya logikanya harga emas cenderung naik saat suku bunga turun, kenyataan di lapangan berbeda. Investor justru melakukan aksi ambil untung, sehingga harga emas anjlok pada perdagangan Rabu (17 September 2025).

Pada perdagangan tersebut, harga emas dunia turun 0,81% ke level US$3.659,67 per troy ons, meski sempat menyentuh US$3.707,4 per troy ons pada perdagangan intraday. Penurunan ini sekaligus mematahkan tren penguatan harga emas selama tiga hari berturut-turut.

Hingga Kamis (18 September 2025) pukul 06.22 WIB, harga emas spot kembali menguat tipis 0,26% ke posisi US$3.669,90 per troy ons, menunjukkan pasar masih dinamis meski terdampak keputusan The Fed.

Keputusan The Fed dan Dampaknya

The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) ke level 4,00–4,25%, sekaligus memberi sinyal akan ada dua pemangkasan tambahan di masa depan. Secara teori, penurunan suku bunga biasanya mendukung harga emas, karena biaya peluang memegang emas lebih rendah dibanding instrumen berbunga. 

Namun, pada kenyataannya, harga emas justru ambruk, menimbulkan pertanyaan bagi pelaku pasar.

Analis StoneX, Rhona O’Connell, menilai aksi jual ini wajar. “Beberapa kali ketika emas mendekati level US$3.700, harganya kembali turun, kemungkinan karena adanya pelaku opsi yang mempertahankan level tersebut,” ujarnya kepada Reuters.

Salah satu faktor yang menekan harga emas adalah penguatan dolar AS (DXY). Pada perdagangan Rabu, DXY menguat 0,25% ke level 96,87, mematahkan pelemahan indeks dolar selama dua hari sebelumnya. Penguatan dolar menambah tekanan pada harga emas yang diperdagangkan dalam denominasi dolar AS.

Prediksi Harga Emas dan Strategi Investor

Meskipun harga emas turun sesaat, beberapa institusi memproyeksikan tren jangka panjang tetap bullish. Deutsche Bank menaikkan proyeksi harga emas tahun depan menjadi rata-rata US$4.000 per ons, naik dari proyeksi sebelumnya US$3.700 per ons, dengan alasan nilai tukar dan suku bunga yang mendukung kenaikan lebih lanjut.

Di India, salah satu pasar emas terbesar dunia, pasokan emas perhiasan dan koin bekas masih terbatas. Investor setempat enggan melepas emas mereka, karena prediksi harga emas akan terus naik. Kondisi ini mendukung stabilitas permintaan jangka menengah.

Tren Pemangkasan Suku Bunga

Keputusan pemangkasan kali ini merupakan yang pertama tahun ini dan pertama kali setelah The Fed menahan suku bunga dalam lima pertemuan sebelumnya. Sebelumnya, pemangkasan terakhir dilakukan pada Desember 2024.

Sejak Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed menaikkan suku bunga total 525 bps, kemudian menahan suku bunga di kisaran 5,25–5,50% lebih dari setahun. Tahun lalu, pemangkasan dilakukan bertahap hingga level 4,25–4,50%, sebelum akhirnya diturunkan lagi semalam.

Dalam pernyataannya, The Fed menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi melambat pada paruh pertama tahun ini. Meskipun tingkat pengangguran masih relatif rendah, ada kenaikan tipis, sementara pertumbuhan lapangan kerja melambat. 

Inflasi meningkat namun tetap di level agak tinggi, sehingga kebijakan moneter disesuaikan untuk mencapai target inflasi jangka panjang 2%.

Risiko dan Ketidakpastian Pasar

Pasar emas masih menghadapi ketidakpastian tinggi. Pertumbuhan pekerjaan yang melambat dan kondisi pasar tenaga kerja yang mulai melemah membuat investor berhati-hati. Bahkan dengan sinyal pemangkasan suku bunga lebih lanjut, harga emas dapat bergerak volatil dalam jangka pendek.

Investor saat ini perlu mencermati indikator ekonomi AS berikut:

Pertumbuhan aktivitas ekonomi – Melambat pada paruh pertama 2025.

Pertumbuhan lapangan kerja – Menurun meski pengangguran masih rendah.

Inflasi – Masih berada pada level agak tinggi.

Mandat ganda The Fed – Risiko terhadap pekerjaan meningkat, sehingga kebijakan tetap berhati-hati.

Harga emas yang ambruk pasca pemangkasan suku bunga menunjukkan respon pasar tidak selalu linier terhadap teori ekonomi klasik. Investor mengambil keuntungan saat harga emas menyentuh level psikologis tertentu, sementara penguatan dolar menambah tekanan.

Namun, prospek jangka menengah dan panjang tetap menjanjikan, seiring dengan prediksi kenaikan harga dan faktor nilai tukar yang menguntungkan. Meski volatilitas jangka pendek ada, pemangkas suku bunga oleh The Fed tetap menjadi sinyal penting bagi strategi investasi emas global.

Terkini