Industri Penerbangan Siap Sambut Lonjakan Penumpang Libur Nataru

Senin, 03 November 2025 | 09:24:00 WIB
Penerbangan Domestik dan Internasional Diprediksi Meningkat Saat Nataru

JAKARTA - Menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, industri penerbangan nasional mulai menggeliat dengan persiapan matang untuk menghadapi lonjakan penumpang. 

Sejumlah maskapai anggota Indonesia National Air Carriers Association (INACA) telah menyiapkan strategi dengan menambah frekuensi penerbangan dan membuka rute tambahan guna memenuhi tingginya minat masyarakat bepergian di periode puncak liburan ini.

Kesiapan tersebut mencakup penerbangan domestik maupun internasional yang diproyeksikan mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Sekretaris Jenderal INACA, Bayu Sutanto, langkah penambahan armada menjadi salah satu upaya untuk memastikan layanan tetap optimal di tengah lonjakan permintaan.

“Penambahan sesuai dengan ketersediaan pesawat. Ada penambahan armada di beberapa maskapai, tetapi tidak signifikan jumlahnya,” ujarnya.

Bayu menambahkan bahwa koordinasi antara maskapai, otoritas bandara, dan regulator sudah mulai ditingkatkan sejak awal November, agar operasional penerbangan selama libur panjang berjalan lancar tanpa hambatan berarti.

Destinasi Favorit dan Lonjakan di Rute Internasional

Peningkatan permintaan penumpang pada musim libur akhir tahun kali ini diperkirakan akan menyentuh angka yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Bayu menjelaskan bahwa rute domestik ke destinasi wisata populer seperti Denpasar dan Yogyakarta masih menjadi pilihan utama masyarakat yang ingin berlibur di dalam negeri.

Namun, tren yang cukup mencolok tahun ini justru terlihat pada rute internasional.

Permintaan penerbangan menuju Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Hong Kong diproyeksikan meningkat tajam karena antusiasme masyarakat untuk kembali berwisata ke luar negeri setelah beberapa tahun terakhir sempat menurun akibat faktor ekonomi dan pembatasan pasca-pandemi.

“Untuk rute internasional, pertumbuhannya bisa mencapai 20% hingga 30%. Sedangkan untuk domestik, kenaikan diperkirakan antara 10% sampai 25%,” jelas Bayu.

Lonjakan ini turut didorong oleh semakin banyaknya promo penerbangan dan paket perjalanan yang ditawarkan oleh agen wisata dan platform daring. Selain itu, sejumlah negara Asia Tenggara juga tengah memperkuat sektor pariwisata dengan kebijakan bebas visa jangka pendek, yang semakin mendorong arus wisatawan Indonesia ke luar negeri.

Kenaikan Penumpang Jadi Momentum Pemulihan Sektor Penerbangan

Meningkatnya mobilitas masyarakat di periode akhir tahun dianggap sebagai sinyal positif bagi pemulihan industri penerbangan nasional. Setelah sempat mengalami tekanan berat akibat pandemi dan perlambatan ekonomi global, kini maskapai kembali menatap peluang pertumbuhan dengan lebih optimistis.

Bayu menyebut, meskipun permintaan domestik sempat stagnan dalam dua hingga tiga tahun terakhir, ada indikasi kuat bahwa masyarakat kini lebih percaya diri untuk melakukan perjalanan udara, baik untuk berlibur maupun urusan bisnis.

“Sudah dua sampai tiga tahun ini demand domestik tidak signifikan kenaikannya walaupun sudah dibantu diskon tarif dengan potongan PPN,” ujarnya.

Meski demikian, ia menekankan bahwa daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi tetap menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan pemulihan tersebut.

Selain dari sisi penumpang, momentum libur Nataru juga diharapkan dapat menggerakkan sektor penunjang seperti perhotelan, pariwisata, dan transportasi darat, yang semuanya memiliki keterkaitan erat dengan aktivitas penerbangan.

Tantangan Operasional Masih Bayangi Maskapai

Di balik geliat positif tersebut, industri penerbangan nasional masih menghadapi sejumlah tantangan yang tidak ringan. Kenaikan harga avtur dan menguatnya kurs dolar AS menjadi dua faktor utama yang terus menekan margin keuntungan maskapai.

“Kendala operasional masih ada, terutama untuk impor suku cadang, kenaikan kurs USD, dan harga avtur,” kata Bayu.
Kondisi ini diperburuk oleh fakta bahwa sebagian besar kebutuhan perawatan dan komponen pesawat masih bergantung pada impor, yang biayanya meningkat seiring pelemahan nilai tukar rupiah.

Kenaikan biaya operasional tersebut pada akhirnya berdampak pada struktur tarif dan efisiensi maskapai. Beberapa operator berupaya menekan beban melalui optimalisasi rute dan efisiensi penggunaan bahan bakar, tanpa harus menaikkan harga tiket secara drastis agar tetap kompetitif di mata penumpang.

Meski menghadapi tekanan biaya, maskapai berkomitmen untuk tetap menjaga kualitas layanan dan keselamatan penerbangan, dua aspek yang menjadi prioritas utama selama musim libur panjang ini.
“Yang penting adalah menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang di tengah peningkatan trafik yang tinggi,” ujar Bayu menegaskan.

Prospek Cerah Industri Penerbangan di 2026

Dengan proyeksi kenaikan trafik penumpang hingga 30% untuk rute internasional, momentum libur Nataru tahun ini menjadi sinyal pemulihan yang nyata bagi sektor penerbangan nasional. 

Dukungan dari pemerintah melalui kebijakan fiskal, promosi pariwisata, serta pembenahan infrastruktur bandara di berbagai daerah turut memperkuat optimisme terhadap prospek tahun 2026.

Jika tren permintaan ini berlanjut, bukan tidak mungkin industri penerbangan akan kembali mencatatkan pertumbuhan dua digit tahun depan. Namun, kestabilan harga avtur, nilai tukar, serta percepatan perawatan armada akan tetap menjadi faktor krusial dalam menjaga performa positif tersebut.

Industri penerbangan kini berada di persimpangan penting: antara tantangan biaya dan peluang pertumbuhan. Dengan koordinasi yang baik antar-stakeholder, momentum libur akhir tahun diharapkan menjadi titik balik bagi keberlanjutan pemulihan sektor udara nasional.

Terkini

Cara Membatalkan Pesanan di Blibli Lewat HP dan Komputer

Senin, 03 November 2025 | 22:12:54 WIB

10 Strategi Digital Marketing UMKM biar Naik Kelas

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

Aturan Penagihan Utang Debt Collector Terbaru 2025

Senin, 03 November 2025 | 22:12:52 WIB

6 Cara Top Up Flazz BCA Mobile dan Tips dan Anti Ribet!

Senin, 03 November 2025 | 19:35:15 WIB