Harga Minyak Naik, Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Mereda

Jumat, 07 November 2025 | 14:14:39 WIB
Harga Minyak Naik, Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Mereda

JAKARTA - Harga minyak global kembali menguat, setelah sebelumnya sempat berada di level terendah dua minggu. 

Kenaikan ini dipicu oleh meredanya kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan, seiring mulai berlakunya sanksi terhadap perusahaan-perusahaan minyak besar Rusia.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka naik 65 sen atau 1% menjadi US$ 64,17 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 73 sen atau 1,2% menjadi US$ 60,33 per barel pada pukul 09.20 GMT.

Sanksi terbaru terhadap perusahaan-perusahaan minyak Rusia memicu kekhawatiran tentang gangguan pasokan, meski peningkatan produksi dari OPEC dan sekutunya menahan dampak signifikan pada harga. 

Jorge Montepeque dari Onyx Capital Group menilai, "Ada sedikit dampak pada harga dari sanksi, tetapi tidak besar. Berdasarkan angka-angkanya, dampaknya seharusnya lebih besar, tetapi pasar masih perlu diyakinkan akan adanya dampak."

Produksi OPEC+ dan Pasokan Global

Harga minyak global menurun selama tiga bulan berturut-turut pada Oktober karena kekhawatiran kelebihan pasokan. OPEC dan sekutunya meningkatkan produksi, sementara produksi dari produsen non-OPEC juga terus tumbuh.

Namun, rencana OPEC+ untuk menghentikan sementara peningkatan produksi kuartal pertama 2026 membantu meredakan kekhawatiran pasar terhadap kelebihan pasokan, menurut Haitong Securities. Meskipun begitu, pasar tetap waspada karena permintaan minyak global belum sepenuhnya pulih.

Dalam setahun hingga 4 November, konsumsi minyak global meningkat 850.000 barel per hari, di bawah proyeksi sebelumnya sebesar 900.000 barel per hari dari J.P. Morgan. Aktivitas perjalanan dan pengiriman kontainer di AS yang lemah turut menekan konsumsi energi.

Stok Minyak AS dan Tekanan Turun Harga

Pada sesi sebelumnya, harga minyak turun setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan peningkatan stok minyak mentah AS sebesar 5,2 juta barel menjadi 421,2 juta barel pekan lalu. Lonjakan stok ini menambah kekhawatiran pasar terhadap potensi oversupply.

Capital Economics menilai tekanan penurunan harga minyak masih berlanjut. Mereka memproyeksikan harga di bawah US$ 60 per barel pada akhir 2025 dan bisa menyentuh US$ 50 per barel pada akhir 2026 jika tren pasokan dan permintaan global tetap seperti saat ini.

Strategi Saudi dan Prospek Pasar Minyak

Arab Saudi, sebagai eksportir minyak terbesar dunia, menurunkan harga minyak mentahnya secara signifikan untuk pembeli di Asia pada bulan Desember. Langkah ini merupakan respons terhadap pasar yang pasokannya cukup memadai, seiring dengan peningkatan produksi dari produsen OPEC+.

Secara keseluruhan, rebound harga minyak terjadi karena kekhawatiran kelebihan pasokan mereda, namun pasar tetap menyoroti permintaan yang melemah dan stok yang tinggi. Pengawasan terhadap produksi global, implementasi sanksi, dan konsumsi energi menjadi faktor kunci yang akan menentukan arah harga minyak ke depan.

Terkini

Cara Transfer Saldo Kartu Kredit BCA ke Rekening Pribadi

Jumat, 07 November 2025 | 17:21:41 WIB

10 Asuransi Kesehatan Terbaik Selain BPJS di 2025

Jumat, 07 November 2025 | 17:21:34 WIB

Cara Cek Resi JNE Tokopedia Cepat dan Akurat

Jumat, 07 November 2025 | 17:21:12 WIB