BSI

BSI Catat 22,6 Juta Nasabah, Transaksi Digital Melesat 2025

BSI Catat 22,6 Juta Nasabah, Transaksi Digital Melesat 2025
BSI Catat 22,6 Juta Nasabah, Transaksi Digital Melesat 2025

JAKARTA - Transformasi digital yang dijalankan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menunjukkan hasil konkret. 

Hingga September 2025, BSI mencatatkan 749 juta transaksi digital di seluruh e-channel dengan volume mencapai Rp763 triliun — peningkatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.

Kinerja tersebut menegaskan keberhasilan BSI dalam memperkuat fondasi digitalnya, seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan syariah.

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menjelaskan bahwa pertumbuhan transaksi digital berjalan seiring dengan bertambahnya jumlah nasabah.

“Jumlah nasabah BSI di Triwulan III 2025 mencapai 22,6 juta, atau tumbuh 8,2 juta dari awal merger di Februari 2021. Ini penambahan customer yang besar,” ungkapnya dalam keterangan pers.

Peningkatan jumlah pengguna ini menunjukkan pergeseran perilaku masyarakat yang semakin mengandalkan layanan digital dalam aktivitas keuangan sehari-hari, sekaligus menandai efektivitas strategi digitalisasi yang dijalankan BSI sejak pasca-merger 2021.

Aplikasi BYOND Jadi Motor Pertumbuhan Transaksi Digital

Untuk memenuhi kebutuhan transaksi di era serba digital, BSI terus menghadirkan inovasi berbasis teknologi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah BYOND Mobile Banking, aplikasi digital terbaru yang diluncurkan pada 2024.

Hanya dalam waktu satu tahun, BYOND berhasil menjaring 5,23 juta pengguna dan mencatat 349 juta transaksi dengan volume transaksi mencapai Rp404 triliun. Angka ini menegaskan bahwa aplikasi tersebut menjadi motor utama dalam mendorong adopsi layanan digital BSI.

Selain BYOND, peningkatan aktivitas transaksi juga terlihat di kanal lain. Jumlah merchant EDC BSI mencapai 22.748, dengan 9,93 juta transaksi dan volume Rp2,2 triliun.

Sementara itu, jaringan merchant QRIS juga menunjukkan ekspansi signifikan dengan 527.000 merchant, menghasilkan 53,4 juta transaksi senilai Rp3,79 triliun.

Dari sisi infrastruktur fisik, ATM BSI kini berjumlah 5.859 unit, mencatat 143 juta transaksi dengan volume mencapai Rp106 triliun. Kombinasi antara perluasan kanal digital dan optimalisasi jaringan fisik inilah yang memperkuat layanan BSI di seluruh Indonesia.

Penguatan Teknologi Informasi Jadi Kunci Keberlanjutan

Keberhasilan transformasi digital BSI tidak terlepas dari penguatan di bidang teknologi informasi (IT). Menurut Anggoro, stabilitas dan efisiensi operasional sistem IT menjadi faktor penting yang menopang peningkatan kinerja digital bank syariah terbesar di Indonesia ini.

“Di balik capaian tersebut, penguatan sistem teknologi informasi menjadi salah satu faktor kunci peningkatan kinerja perseroan, terutama untuk menjaga stabilitas dan efisiensi operasional bank,” jelasnya.

BSI terus memastikan sistem perbankan digitalnya mampu menangani volume transaksi yang meningkat pesat, sekaligus tetap aman dari potensi gangguan operasional.

Peta Jalan IT dan Program RASS Dorong Keandalan Sistem

Lebih lanjut, Direktur Information & Technology BSI, Muharto Hadi Suprapto, mengungkap bahwa pihaknya telah menyusun roadmap strategis pengembangan IT yang berfokus pada empat pilar utama, yaitu Reliability, Availability, Scalability, dan Security (RASS).

“BSI menyusun strategi road map kinerja IT untuk mendukung performa bank. Kami memiliki program kerja RASS yang mencakup modernisasi core banking, redesign flow system BYOND, performance tuning database core banking, hingga strengthening detection & response,” tutur Muharto.

Langkah-langkah tersebut juga mencakup penguatan tata kelola akses sistem (Core Banking Access Management) guna memastikan keamanan dan disiplin dalam pengelolaan data.

Selain itu, BSI telah menerapkan playbook penanganan insiden yang terstruktur dengan peningkatan kecepatan respons secara signifikan, sehingga setiap gangguan dapat diatasi lebih cepat tanpa mengganggu kenyamanan nasabah.

Hasilnya, keandalan dan ketersediaan sistem IT BSI semakin meningkat di tengah lonjakan aktivitas digital.

“Langkah-langkah tersebut berhasil meningkatkan kecepatan layanan dan menjaga availability IT BSI tetap tinggi,” tambah Muharto.

Keamanan Siber Jadi Fokus Utama Transformasi Digital

Dalam menghadapi peningkatan aktivitas digital, keamanan siber (cybersecurity) menjadi salah satu fokus utama BSI. Saat ini, sistem keamanan IT BSI berhasil mencatat rating tertinggi (A100) di antara empat bank besar nasional — sebuah pencapaian yang menegaskan ketangguhan sistem pertahanan digital bank ini.

BSI memastikan seluruh inovasi digital yang dikembangkan berjalan di atas fondasi keamanan dan tata kelola yang kuat, demi menjaga kepercayaan nasabah sekaligus mencegah potensi risiko siber.

“BSI berkomitmen menjadikan IT bukan hanya sebagai support function, tetapi sebagai business enabler untuk membawa BSI menuju visinya menjadi Top 5 Global Islamic Bank. Kami ingin memastikan setiap inovasi digital yang dihadirkan tidak hanya aman dan stabil, tapi juga memberikan nilai tambah bagi nasabah,” jelas Muharto.

Optimisme Menuju Bank Syariah Global

Dengan sistem IT yang semakin tangguh, tata kelola yang solid, dan pengembangan SDM yang berkelanjutan, BSI optimistis dapat memperkuat perannya sebagai bank syariah modern yang berdaya saing global.

Transformasi digital yang dijalankan tidak hanya bertujuan mempercepat layanan dan meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan syariah yang inklusif.

Sinergi antara inovasi digital dan penguatan infrastruktur IT menjadi langkah strategis BSI dalam memperkuat posisinya menuju Top 5 Global Islamic Bank, sesuai visi jangka panjang yang tengah dijalankan manajemen.

Dengan pertumbuhan nasabah yang kini menembus 22,6 juta orang, BSI telah membuktikan kemampuannya menjaga kepercayaan publik sekaligus menjadi simbol kemajuan industri perbankan syariah nasional di era digital.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index