TOBA Fokus Energi Bersih, Saham Rebound Pasca Klarifikasi

Rabu, 05 November 2025 | 10:21:25 WIB
TOBA Fokus Energi Bersih, Saham Rebound Pasca Klarifikasi

JAKARTA - Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) kembali rebound setelah sempat mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir, menyusul klarifikasi dari manajemen mengenai posisi perusahaan terhadap proyek waste-to-energy (WTE) yang dijalankan oleh BPI Danantara.

CIO Danantara, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa TOBA tidak berpartisipasi dalam proyek WTE Danantara. “Teman-teman TOBA (TBS Energy) udah declare tidak bakal ikutan untuk proyek yang menyangkut WTE Danantara,” ujarnya saat ditemui di Wisma Danantara, Jakarta. 

Klarifikasi ini memulihkan sentimen investor, yang sebelumnya sempat berekspektasi tinggi terkait prospek proyek tersebut.

Rebound Saham dan Aktivitas Pasar

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham TOBA pada perdagangan hari ini sempat menyentuh level Rp865 per saham, sebelum ditutup pada Rp830, naik 6,41%. Volume perdagangan cukup ramai, dengan 369,9 juta saham diperdagangkan senilai Rp310,1 miliar.

Tekanan sebelumnya muncul karena investor melihat proyek WTE sebagai peluang jangka panjang yang potensial. Namun, analis menekankan bahwa proyek WTE memerlukan waktu lama hingga COD (commercial operation date) dan menghasilkan laba. 

Dalam konteks ini, fokus TOBA pada akuisisi perusahaan yang sudah menghasilkan pendapatan menjadi strategi yang lebih menarik bagi pasar saham.

Kinerja Keuangan dan Posisi Perusahaan

Laporan keuangan kuartal III-2025 mencatatkan pendapatan konsolidasian TOBA sebesar US$288,2 juta, dengan EBITDA disesuaikan mencapai US$31,8 juta, menunjukkan ketahanan operasional di tengah tekanan harga batu bara global. 

Segmen pengelolaan limbah menjadi kontributor utama, menyumbang 39% terhadap total pendapatan dan 88% terhadap EBITDA, mencerminkan pergeseran struktur bisnis menuju pilar berkelanjutan.

Selain itu, posisi kas TOBA mencapai US$89 juta, naik 31% dibanding akhir 2024, memperkuat kapasitas pendanaan untuk ekspansi proyek hijau. Beberapa proyek yang sedang dikembangkan meliputi:

Penguatan operasi Cora Environment di bidang waste-to-energy.

Pengembangan ekosistem kendaraan listrik Electrum.

Proyek PLTS Terapung Tembesi di Batam.

Valuasi saham TOBA tetap menarik, dengan PBV 1,94X, relatif rendah dibandingkan emiten serupa di internasional, seperti Waste Management Inc (PBV 8,6X), Republic Services Inc (5,6X), dan Clean Harbors Inc (4,6X).

Strategi Bisnis Hijau dan Ekspansi Internasional

SVP Corporate Finance and Investor Relations TOBA, Mirza Rinaldy Hippy, menegaskan perusahaan akan memprioritaskan ekspansi internasional, sehingga tidak ikut proyek WTE Danantara. 

“Inisiasi bisnis pengelolaan limbah TBS telah dimulai sejak 2018, melalui akuisisi Asia Medical Enviro Services (AMES) dan terakhir CORA Environment di 2025,” katanya.

Strategi ini memberi TOBA keunggulan kompetitif, membentuk platform pengolahan limbah regional di Asia Tenggara. Saat ini perusahaan menjajaki peluang di Vietnam, Malaysia, dan Thailand, serta melakukan ekspansi organik melalui belanja modal untuk menambah kapasitas pengelolaan dan fasilitas daur ulang di Singapura.

Dengan langkah ini, TOBA menegaskan aspirasi menjadi perusahaan energi bersih global, berfokus pada bisnis hijau dan pengelolaan energi terbarukan. Keputusan ini sejalan dengan tren pasar yang semakin menilai perusahaan berdasarkan kontribusi terhadap keberlanjutan dan mitigasi perubahan iklim.

Proyeksi dan Sentimen Investor

Investor sempat menaruh ekspektasi tinggi terhadap proyek WTE Danantara, tetapi klarifikasi TOBA menunjukkan perusahaan memiliki strategi pertumbuhan yang lebih pragmatis: fokus pada akuisisi dan proyek hijau yang sudah menghasilkan pendapatan. 

Pendekatan ini membantu TOBA menjaga fundamental keuangan solid, mengurangi risiko terkait proyek yang memerlukan waktu panjang untuk COD.

Analis UOB Sekuritas menilai bahwa proyek WTE memiliki potensi baik dalam jangka panjang, namun TOBA lebih memilih peluang yang memberikan kontribusi cepat terhadap pendapatan dan laba. 

Dengan dukungan kas yang kuat, perusahaan mampu melakukan akuisisi strategis di pasar regional, memperluas jangkauan bisnis hijau, dan tetap memanfaatkan momentum pertumbuhan industri energi bersih di Asia Tenggara.

Terkini

14 Aplikasi Gratis Belajar Bahasa Inggris 2025

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:35 WIB

Cara Membatalkan Pesanan di Zalora, Mudah dan Praktis

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:32 WIB

11 Cara Jitu Mengatasi Susah Tidur, Dijamin Ampuh!

Rabu, 05 November 2025 | 19:59:20 WIB